Sejarah Hidup Rasulullah Muhammad SAW

BAGIAN KEDUAPULUH DELAPAN: TAHUN PERUTUSAN               (2/3)
Muhammad Husain Haekal
 
Untuk maksud itu Nabi lalu mengutus Ali b. Abi Talib menyusul
Abu Bakr, dan berkhotbah menyampaikan perintah Allah dan Rasul
itu kepada orang ramai waktu musim haji di Arafat. Dalam
menunaikan tugasnya Ali dapat menyusul Abu Bakr dan kaum
Muslinmin yang berangkat bersama-sama pergi haji itu. Begitu
Abu Bakr melihatnya ia bertanya:
 
"Amir atau ma'mur?"2
 
"Ma'mur,"3 jawab Ali.
 
Kemudian diceritakannya maksud kedatangannya itu, dan bahwa
Nabi mengutus dia kepada orang banyak karena dia termasuk
keluarganya.
 
Bilamana orang sudah berkumpul di Mina melaksanakan upacara
haji, Ali berdiri di samping Abu Huraira, dan diserukannya
kepada orang banyak dengan membaca firman Allah ini:4
 
"Suatu pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya
kepada orang-orang musyrik yang telah kamu ikat dengan
perjanjian (1). Oleh karena itu, bolehlah kamu berjalan di
muka bumi ini selama empat bulan dan ketahuilah, bahwa kamu
tidak akan dapat melemahkan Tuhan dan Tuhan akan mencampakkan
kehinaan kepada orang-orang kafir (2). Dan ini sebuah Maklumat
dari Allah dan Rasul kepada umat manusia pada Hari Haji Akbar5
bahwa Allah dan Rasul lepas tangan dari orang-orang musyrik.
Tetapi kalau mau bertaubat, itu lebih baik buat kamu. Tetapi
kalau kamu mengelak juga, ketahuilah, kamu takkan dapat
melemahkan Tuhan. Beritahukanlah kepada orang-orang yang kafir
itu akan adanya siksa yang pedih (3). Kecuali mereka, yang
telah kamu adakan perjanjian dengan orang-orang musyrik dan
tiada pula mereka melanggar sesuatu dalam perjanjian itu, dan
mereka tidak membantu seseorang dalam memusuhi kamu, maka
penuhilah perjanjian itu dengan mereka sampai batas waktunya.
Allah menyukai orang-orang yang teguh dalam kebenaran (4).
Apabila bulan-bulan suci sudah lalu, orang-orang musyrik itu
boleh diperangi dimana saja kamu jumpai mereka, tangkap dan
kepunglah mereka dan intailah mereka pada setiap tempat
penjagaan. Tetapi apabila mereka sudah bertaubat, sudah
menjalankan salat dan mengeluarkan zakat, biarkanlah mereka
bebas berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan
Penyayang (5). Dan apabila ada seseorang dari pihak musryik
itu meminta perlindungan (suaka) kepadamu, lindungilah ia
supaya sempat ia mendengar Firman Allah, kemudian antarkanlah
ia ke tempat vang aman. Demikianlah, sebab mereka orang-orang
yang tidak mengetahui (6). Bagaimana mungkin di hadapan Allah
dan RasulNya akan ada suatu perjanjian dengan orang-orang
musyrik; kecuali yang telah kamu adakan perjanjian dengan
mereka di dekat Masjid'l-Haram. Maka selama mereka berlaku
lurus kepada kamu, hendaklah kamu berlaku lurus juga kepada
mereka; sebab Allah menyukai orang-orang yang teguh dalam
kebenaran (7). Bagaimana mungkin (ada perjanjian demikian
itu), padahal bilamana mereka dapat menguasai kamu, mereka
tidak akan menghormat kamu, baik dalam tali kekeluargaan mau
pun dalam perjanjian. Mereka menyenangkan kamu dengan mulut
(manis) tapi hati mereka sebaliknya. Dan kebanyakan mereka itu
orang-orang fasik (8). Ayat-ayat Tuhan mereka jual dengan
harga murah dan mereka mau menghalangi orang dari jalan Allah.
Memang buruk sekali perbuatan mereka itu (9). Mereka tidak
lagi menghormati orang beriman, baik dalam kekeluargaan mau
pun dalam perjanjian. Mereka itulah orang-orang yang melanggar
batas (10). Akan tetapi bila mereka bertaubat, menjalankan
sembahyang dan mengeluarkan zakat, maka mereka itu
saudara-saudaramu seagama. Ayat-ayat itu Kami uraikan kepada
mereka yang mau mengerti (11). Tetapi bilamana mereka sudah
melanggar sumpah mereka sendiri sesudah perjanjian mereka itu,
dan mereka memaki agamamu, maka perangilah pemuka-pemuka orang
kafir itu - mereka orang-orang yang tak dapat menahan diri (
12). Kamu tidak mau melawan golongan yang telah melanggar
sumpahnya sendiri, padahal mereka sudah berkonmplot hendak
mengusir Rasul, dan mereka itulah yang pertama kali mulai
memerangi kamu. Takutkah kamu kepada mereka? Padahal Allah
yang harus lebih ditakuti, kalau kamu orang-orang beriman
(13). Lawanlah mereka itu! Tuhan akan menyiksa mereka melalui
tangan kamu, Allah akan menista mereka dan akan menolong kamu
melawan mereka, akan melegakan hati orang-orang beriman (14).
Tuhan akan menghapuskan kemarahan hati mereka, akan menerima
taubat siapa saja yang dikehendakiNya. Allah Maha Mengetahui,
Maha Bijaksana ( 15). Adakah kamu mengira, bahwa kamu akan
dibiarkan begitu saja, padahal Allah belum membuktikan kamu
yang benar berjuang dan tiada pula mengambil sebagai teman
akrabnya, selain Allah, Rasul dan orang-orang beriman. Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat (16). Bukanlah
orang-orang musyrik itu yang akan memeriahkan mesjid-mesjid
Allah, karena mereka sudah mengakui sendiri kekufuran mereka.
Perbuatan mereka itu rendah sekali, dan mereka akan kekal
dalam api neraka (17). Tetapi yang akan memeriahkan
mesjid-mesjid Allah ialah orang yang sudah beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta menjalankan sembahyang dan
mengeluarkan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain
kepada Allah. Mereka inilah yang diharapkan akan mendapat
petunjuk (18). Pemberian minuman kepada jemaah haji dan
mengurus Mesjid Suci adakah kamu samakan dengan orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjuang di jalan
Allah? Dalam pandangan Tuhan mereka tidak sama. Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang bersalah (19).
Orang-orang yang beriman, yang berhijrah dan berjuang di jalan
Allah dengan harta dan jiwaraga mereka dalam pandangan Allah
lebih tinggi derajatnya; dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan (20). Tuhan memberikan berita gembira
kepada mereka dengan rahmat, keridaan dan surga daripadaNya
buat mereka. Disana tempat kesenangan abadi (21). Mereka kekal
selalu disana. Pahala yang besar ada pada Tuhan (22).
Orang-orang beriman! Janganlah kamu menjadikan bapa-bapa dan
saudara-saudaramu itu sebagai wakil-wakil kamu kalau mereka
lebih mengutamakan kekufuran daripada iman; dan barangsiapa
mengambil mereka menjadi wakil, mereka itulah orang-orang yang
aniaya (23). Ya, katakanlah: Kalau bapa-bapa kamu, anak-anak
kamu, saudara-saudara dan isteri-isteri kamu serta keluarga
kamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
kuatirkan akan menjadi rugi, tempat-tempat tinggal yang kamu
senangi, semua itu lebih kamu cintai daripada Allah dan
RasulNya serta daripada berjuang di jalan Allah, maka
tunggulah sampai Allah memberikan keputusan. Allah tidak
memberikan bimbingan kepada orang-orang fasik (24). Allah
telah menolong kamu pada beberapa tempat dan pada Peristiwa
Hunain, tatkala kamu merasa bangga sekali karena jumlah kamu
yang besar. Tetapi ternyata jumlah yang besar itu sedikit pun
tidak menolong kamu, dan bumi yang seluas ini pun terasa amat
sempit olehmu, lalu kamu berbalik mundur (25). Sesudah itu
Tuhan menurunkan perasaan tenang kedalam hati Rasul dan
orang-orang beriman serta diturunkanNya pula balatentara yang
tidak kamu lihat, dan disiksaNya orang-orang kafir itu dan
memang itulah balasan buat orang-orang kafir (16). Sesudah itu
kemudian Allah menerima taubat barangsiapa yang
dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun dan Penyayang (27).
Orang-orang beriman! Ingatlah, orang-orang musyrik itu kotor.
Sebab itu. sesudah ini, janganlah mereka memasuki Mesjid Suci,
dan kalau kamu kuatir akan menjadi miskin, maka Tuhan dengan
karuniaNya akan memberikan kekayaan kepada kamu. Jika
dikehendaki, sesungguhnya Tuhan Maha Tahu dan Bijaksana (28).
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan
Hari Kemudian dan tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan
oleh Allah dan RasulNya, dan tidak pula beragama menurut agama
yang benar.yaitu orang-orang yang sudah mendapat Al-Kitab,
sampai mereka membayar jizya dengan patuh dalam keadaan tunduk
(29). Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putera Allah, dan
orang-orang Nasrani berkata: 'Almasih itu putera Allah,.
Demikianlah kata-kata mereka, menurut mulut mereka. Mereka
meniru-niru perkataan orang-orang kafir masa dulu. Tuhan
mengutuk mereka. Bagaimana mereka sampai dipalingkan? (30).
Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah, dan al-Masih putera Mariam (juga
mereka pertuhan), padahal mereka diperintahkan hanya menyembah
Tuhan Yang Maha Esa. Tiada tuhan selain Dia. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan (31). Mereka berkehendak
memadamkan Nur ilahi dengan mulut mereka. Tetapi kehendak
Tuhan hanya akan menyelesaikan pancaran cahayaNya itu,
meskipun tidak disukai orang-orang kafir (32). Dialah Yang
telah mengutus RasulNya dengan membawa Petunjuk Qur'an dan
agama yang benar untuk dimenangkanNya atas semua agama,
meskipun tidak disukai oleh orang-orang musyrik (33).
Orang-orang beriman! Banyak sekali para pendeta dan
rahib-rahib memakan harta orang dengan jalan yang batil dan
mereka merintangi orang dari jalan Allah. Dan mereka yang
menimbun emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan
Allah, beritahukanlah kepada mereka adanya siksa yang pedih
(34). Tatkala semuanya dipanaskan dalam api jahanam, lalu
dengan itu dahi mereka, lambung mereka dan punggung mereka
dibakar. Inilah harta-bendamu yang kamu timbun untuk dirimu
sendiri. Sebab itu, rasakan sekarang akibat apa yang kamu
timbun itu (35). Sebenarnya bilangan bulan dalam pandangan
Tuhan ialah duabelas bulan. Demikian ditentukan Allah tatkala
Ia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan
suci. Itulah ketentuan agama yang lurus. Oleh karena itu
janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan itu.
Lawanlah orang-orang musyrik itu semua, seperti mereka juga
memerangi kamu semua. Ketahuilah, Allah beserta orang-orang
yang teguh bertakwa (36).(Qur'an, 9: 1-36)
 
Ketika itu Ali berdiri di tengah-tengah orang yang sedang
menunaikan upacara haji di Mina. Dibacakannya kepada mereka
itu ayat-ayat Surah At-Taubah, yang di sini saya kutip secara
keseluruhan, dengan maksud seperti yang akan saya terangkan
kemudian. Selesai membaca ia berhenti sejenak, kemudian
serunya lagi kepada orang ramai itu:

"Saudara-saudara! Orang kafir tidak akan masuk surga. Sesudah
tahun ini orang musyrik tidak boleh lagi naik haji, tidak
boleh lagi bertawaf di Ka'bah dengan telanjang. Barangsiapa
terikat oleh suatu perjanjian dengan Rasulullah s.a.w. maka
itu tetap berlaku sampai pada waktunya."
 
Ali menyampaikan keempat perintah itu di tengah-tengah orang
ramai, kemudian sesudah itu kepada mereka diberi waktu empat
bulan supaya masing-masing golongan itu sempat pulang ke
daerah dan negeri masing-masing. Sejak itu tiada seorang
musyrik lagi mengerjakan haji, tiada lagi orang telanjang
bertawaf di Ka'bah. Juga sejak itulah dasar tempat berdirinya
suatu negara Islam diletakkan.
 
Karena dasar ini pulalah maka disini saya kutip bagian-bagian
permulaan Surah At-Taubah itu secara keseluruhan. Dengan
hasrat supaya dasar itu diketahui oleh semua orang Arab. Ali
bukan saja membacakan ayat-ayat Bara'ah (At-Taubah) itu pada
musim haji saja - menurut suatu sumber yang sudah disetujui
melainkan juga sesudah itu pun dibacakannya pula di
rumah-rumah mereka - demikian sumber-sumber lain menyebutkan.
Kalau orang membaca bagian-bagian permulaan Surat Bara'ah ini
lalu diulang membacanya dan diteliti dengan seksama, orang
akan merasakan sekali bahwa itulah dasar ideal dalam bentuk
yang paling jelas bagi setiap negara yang baru tumbuh.
Turunnya Surah Bara'ah ini secara keseluruhan ialah pada
ekspedisi terakhir yang dilakukan Nabi. Setelah penduduk Tatif
datang menyatakan diri sebagai keluarga agama baru ini,
setelah seluruh Hijaz berikut Tihama dan Najd bernaung dibawah
bendera Islam, dan setelah sebagian besar kabilah-kabilah
selatan semenanjung menyatakan diri tunduk kepada Muhammad
dan bergabung kedalam ajaran agamanya. ketika itulah tampak
hikmah sejarah turunnya ayat-ayat yang mengatur dasar negara
ideal sampai pada waktu itu. Supaya negara menjadi kuat, maka
ia harus mempunyai suatu ideologi ideal yang umum sifatnya
dapat dijadikan keyakinan masyarakat dan semua bersedia pula
membelanya dengan segala kekuatan dan kemampuan yang ada.
Dalam hal ini mana pula ada suatu ideologi yang lebih besar
daripada keimanan kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak
bersekutu. Dan ideologi yang mana pula yang lebih besar
pengaruhnya dalam jiwa manusia daripada suatu kesadaran bahwa
ia merasa dirinya berhubungan dengan Alam dengan segala
manifestasinya yang paling tinggi. Tak ada yang dapat
menguasai dirinya selain Allah dan hanya Allah pula dapat
mengawasi hati nuraninya. Apabila ada orang yang menentang
ideologi umum yang harus menjadi dasar negara ini, maka mereka
itu ialah orang-orang fasik, orang-orang yang mau menyebarkan
benih-benih pergolakan perang saudara dan fitnah yang merusak.
Oleh karena itu, terhadap orang-orang semacam itu tidak boleh
ada suatu perjanjian. Negara harus memerangi mereka. Kalau
pembangkangan mereka terhadap ideologi umum itu bersifat liar
dan tak terkemudikan, mereka harus diperangi sampai mereka
tunduk. Kalau pembangkangannya terhadap ideologi bersifat
tidak liar dan dapat dikendalikan - seperti halnya dengan Ahli
Kitab - maka mereka wajib membayar jizyah dengan taat dan
patuh pada peraturan yang berlaku.

Dari tinjauan kita mengenai arti ayat-ayat Surah At-Taubah
yang sudah kita baca itu, dari segi sejarah dan sosiologi,
tentu akan mengantarkan kita pada penilaian itu juga. Dan
setiap orang yang jujur dan beritikad baik, akan kesana pula
penilaiannya. Akan tetapi, mereka yang telah memberikan
tanggapan kepada Rasul dengan cara yang sudah melampaui batas
itu, akan meninggalkan tinjauan demikian ini. Mereka akan
menafsirkan ayat dalam Surah At-Taubah yang sudah begitu jelas
dan kuat itu dengan mengatakan, bahwa hal itu akan mendorong
orang jadi fanatik, yang sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa
toleransi peradaban dewasa ini; akan mendorong orang supaya
mengejar dan membunuh orang-orang musyrik dimana saja ada
orang-orang yang beriman - tanpa mengenal ampun dan kasihan
lagi, juga mendorong orang membuat undang-undang atas dasar
tirani.
 
Demikian inilah kata-kata yang sering kita baca dalam
buku-buku kaum Orientalis. Kata-kata ini sangat menarik
pikiran orang yang memang belum matang dalam masalah-masalah
kritik sosial dan sejarah, dalam kalangan Muslimin sendiri
sekali pun. Kata-kata demikian itu sebenarnya sama sekali
tidak sesuai dengan kenyataan sejarah, juga tidak sesuai
dengan kenyataan sosial. Hal inilah - yang dalam penafsiran
mereka mengenai Surah At-Taubah seperti yang kita sebutkan,
dan yang serupa itu pula yang banyak terdapat dalam
surah-surah lain dalam Qur'an yang menyebabkan orang membuat
suatu penafsiran yang sama sekali tak dapat diterima oleh
logika dan kenyataan dalam sejarah Rasul, juga bertentangan
dengan rangkaian sejarah hidup Nabi Besar itu sejak ia diutus
Allah membawa agama ini sampai ia berpulang kembali ke
rahmatullah.

Untuk menjelaskan hal ini, baik juga kalau kita bertanya
mengenai dasar ideal peradaban yang berlaku sekarang, lalu
kita bandingkan dengan dasar ideal seperti yang dibawa oleh
Muhammad itu. Dasar ideal peradaban yang berlaku dewasa ini
ialah kebebasan berpikir yang tidak terbatas, dan hanya cara
menyatakannya dibatasi dengan undang-undang. Dan kebebasan
berpikir inilah yang lalu dijadikan suatu ideologi, yang
dibela orang dan bersedia ia berkorban untuk itu. Ia berjuang
dan berperang mati-matian hendak mewujudkan hal itu, dan
menganggap semua itu sebagai kejayaan yang patut dibanggakan
oleh setiap generasi, dan dibanggakan juga terhadap masa
lampau Karena itu pulalah Orientalis-orientalis seperti yang
kita sebutkan itu berkata:
 
"Ajaran Islam yang hendak memerangi orang yang tidak mau
beriman kepada Tuhan dan Hari Kemudian, ialah ajaran yang
menyuruh orang jadi fanatik. Sebenarnya ini bertentangan
dengan kebebasan berpikir."
 
Ini suatu pemalsuan yang memalukan, apabila kita sudah
mengetahui bahwa nilai pikiran itu terletak pada ajaran dan
perbuatannya. Islam tidak menyuruh menentang orang-orang
musyrik penduduk semenanjung itu, kalau saja mereka patuh dan
tidak mengajak orang melakukan syirik dan menyuruh pula
melaksanakan upacaranya. Peradaban yang sedang berkuasa (the
ruling culture) sekarang, dalam memerangi pikiran-pikiran yang
berlawanan dengan situasi ideologi itu sudah melebihi
perlawanan kaum Muslimin terhadap orang-orang musyrik. Juga
peradaban yang berkuasa sekarang ini seribu kali lebih jahat
dibandingkan dengan jizya yang berlaku terhadap orang yang
dianggap Ahli Kitab itu.

Sengaja disini kita tidak akan mengambil contoh kejadian dulu
ketika terjadi gerakan pemberantasan perdagangan budak-belian,
sekali pun mereka yang bekerja dalam perdagangan ini yakin
sekali bahwa hal itu tidak dilarang. Kita tidak mengambil ini
sebagai contoh, supaya jangan ada yang berkata, bahwa kita
bukan tidak menyetujui adanya perdagangan semacam itu meskipun
Islam tidak menyuruh lebih daripada memberantas apa yang tidak
disetujuinya itu. Sebaliknya Eropa sekarang, Eropa yang punya
peradaban yang sedang berkuasa itu, dengan dibantu oleh
Amerika, oleh kekuatan-kekuatan bersenjata di Asia bagian
selatan dan Timur Jauh, telah pula memerangi gerakan
bolsyevisma (komunisma), dan bersedia berperang terus
mati-matian. Kami di Mesir ini pun bersedia pula bersama-sama
dengan peradaban yang sedang berkuasa ini memerangi dan
memberantas bolsyevisma, meskipun dalam hal ini bolsyevisma
tidak lebih dari suatu gagasan ekonomi yang mau melawan
gagasan lain yang dianut oleh peradaban yang sedang berkuasa
sekarang itu. Adakah seruan Islam yang hendak memberantas
orang-orang syirik yang telah melanggar perjanjian Tuhan
setelah disahkan itu sebagai suatu seruan biadab yang
menganjurkan fanatisma dan antikebebasan? Sebaliknya seruan
yang hendak memberantas bolsyevisma yang merusak susunan
masyarakat itu, dalam peradaban yang sedang berkuasa ini
dipandang sebagai seruan yang menganjurkan kebebasan berpikir
dan berideologi dan patut dihormati?
 
(bersambung ke bagian 3/3)
 

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komen dgn kalimat yg sopan ya..

 

Popular Posts

Untuk melihat profil, taruh kursor di atas photoku

Follower

Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!
Google Translate Client