Kumpulan sajak dan Puisi WS. Rendra | Sajak Puisi Cinta Romantis
Sajak dan Puisi WS Rendra Tentang kehidupan perjuangan cinta dllSajak w.s. Rendra bagian 1
===========================================================
Pamplet CintaOleh : W.S. RendraMa, nyamperin matahari dari satu sisi.Memandang wajahmu dari segenap jurusan.Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan.Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.Aku merindukan wajahmu,dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.Kata-kata telah dilawan dengan senjata.Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan keteganganSumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasanSuatu malam aku mandi di lautan.Sepi menjdai kaca.Bunga-bunga yang ajaib bermekaran di langit.Aku inginkan kamu, tapi kamu tidak ada.Sepi menjadi kaca.Apa yang bisa dilakukan oleh penyairbila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan ?Udara penuh rasa curiga.Tegur sapa tanpa jaminan.Air lautan berkilat-kilat.Suara lautan adalah suara kesepian.Dan lalu muncul wajahmu.Kamu menjadi maknaMakna menjadi harapan.Sebenarnya apakah harapan ?Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.Aku tertawa, Ma !Angin menyapu rambutku.Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.Perutku sobek di jalan raya yang lengang…….Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.Aku menulis sajak di bordes kereta api.Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.Lalu muncullah kamu,nongol dari perut matahari bunting,jam duabelas seperempat siang.Aku terkesima.Aku disergap kejadian tak terduga.Rahmat turun bagai hujanmembuatku segar,tapi juga menggigil bertanya-tanya.Aku jadi bego, Ma !Yaaah , Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,dan sedih karena kita sering berpisah.Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,memandang wajahmu dari segenap jurusan.Pejambon, Jakarta, 28 April 1978Potret Pembangunan dalam Puisi
Sajak w.s. Rendra bagian 2
===========================================================
Sajak Seorang Tua Untuk IsterinyaOleh : W.S. RendraAku tulis sajak iniuntuk menghibur hatimuSementara kau kenangkan encokmukenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilangDan juga masa depan kitayang hampir rampungdan dengan lega akan kita lunaskan.Kita tidaklah sendiridan terasing dengan nasib kitaKerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.Suka duka kita bukanlah istimewakerna setiap orang mengalaminya.Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduhHidup adalah untuk mengolah hidupbekerja membalik tanahmemasuki rahasia langit dan samodra,serta mencipta dan mengukir dunia.Kita menyandang tugas,kerna tugas adalah tugas.Bukannya demi sorga atau neraka.Tetapi demi kehormatan seorang manusia.Kerna sesungguhnyalah kita bukan debumeski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.Kita adalah kepribadiandan harga kita adalah kehormatan kita.Tolehlah lagi ke belakangke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.Sembilan puluh tahun yang selalu bangkitmelewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.Dan kenangkanlah pulabagaimana kita dahulu tersenyum senantiasamenghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,nasib, dan kehidupan.Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warnaKenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.Kita menjadi goyah dan bongkokkerna usia nampaknya lebih kuat dari kitatetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.Aku tulis sajak iniuntuk menghibur hatimuSementara kaukenangkan encokmukenangkanlah pulabahwa kita ditantang seratus dewa.
Sajak w.s. Rendra bagian 3
===========================================================
Orang-Orang MiskinOleh : W.S. RendraOrang-orang miskin di jalan,yang tinggal di dalam selokan,yang kalah di dalam pergulatan,yang diledek oleh impian,janganlah mereka ditinggalkan.Angin membawa bau baju mereka.Rambut mereka melekat di bulan purnama.Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,mengandung buah jalan raya.Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa.Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya.Tak bisa kamu abaikan.Bila kamu remehkan mereka,di jalan kamu akan diburu bayangan.Tidurmu akan penuh igauan,dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.Jangan kamu bilang negara ini kayakarena orang-orang berkembang di kota dan di desa.Jangan kamu bilang dirimu kayabila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.Dan perlu diusulkanagar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda.Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.Orang-orang miskin di jalanmasuk ke dalam tidur malammu.Perempuan-perempuan bunga rayamenyuapi putra-putramu.Tangan-tangan kotor dari jalananmeraba-raba kaca jendelamu.Mereka tak bisa kamu biarkan.Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol.Mereka akan menjadi pertanyaanyang mencegat ideologimu.Gigi mereka yang kuningakan meringis di muka agamamu.Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelapakan hinggap di gorden presidenandan buku programma gedung kesenian.Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,bagai udara panas yang selalu ada,bagai gerimis yang selalu membayang.Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisautertuju ke dada kita,atau ke dada mereka sendiri.O, kenangkanlah :orang-orang miskinjuga berasal dari kemah IbrahimYogya, 4 Pebruari 1978Potret Pembangunan dalam Puis
Categories:
Puisi dan Sajak








0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komen dgn kalimat yg sopan ya..