‘
“helai rambut memutih, jemari bergetar dan tatap mata yang lelah, Bila kau melangkah semakin perlahan.. Senyum lembutmu tetap kau berikan, walau kulihat letih di matamu.. Begitu banyak yang telah kau berikan., dari saat ku di timang hingga saat ini.. Begitu banyak ilmu yg kau tanamkan hingga ku dapat mengerti arti hidup ini.. (Begitu tinggi bintang di angkasa-tak lebih tinggi dari rasa hormatku padamu..). Kusadari semua yang kulakukan takkan bisa menebus rasa bersalahku selamanya.."
Ampuni aku ya ALLAH.......
Catatan;
Aku amati kedua ibu bapakku.. di umurnya yg senja masih mencoba puasa senin-kamis.. dan mereka kuat.ketika shaur masak seadanya.. membuat Aku merasa bersalah tak bisa berbuat apa-apa untuk melayani mereka. kadang jadi pengen marah sama mbakyu-mbakyuku, kangmasku, dan adik-adikku ku yg tidak ada yg tinggal menemani Bapak & Ibu. Walau Akupun mengerti tidak semudah yang ku bayangkan untuk meninggalkan kewajiban rutin mereka yang sudah berumah tangga. Semoga adikku ataupun Kakakku yang perempan-karena Ibu sangat berharap anak perempuanlah yang mau menemani Ibu di hari








0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komen dgn kalimat yg sopan ya..